“DEMO 27 Maret 2012”
Masyarakat sangat keberatan
atas kenaikan BBM yang suatu saat nanti akan naik. Seperti Aksi 27 Maret
dilakukan serentak dalam 1 hari dalam jumlah massa yang besar dari lintas
sektor.
Salah satu konsumen juga
mengatakan bila solidaritas pasif turut dalam perhitungan maka jumlah pendemo
tentu bisa melebihi 2,5 juta orang. Demo BBM naik Aksi 27 Maret besar-besaran
ini di klaim akan mengalahkan jumlah demo di Mesir saat menjatuhkan
pemerintahan Husni Mubarak serta mengalahkan jumlah massa demonstrasi Tunisia yang
menjatuhkan Ben Ali.
Hingga saat ini tuntutan
pendemo mengerucut kepada 3 hal utama Yang pertama tentu penolak terhadap
kenaikan BBM, tuntutan nasionalisasi aset pertambangan dan migas serta tuntuan
turunnya pemerintahan SBY-Budiono. Perbedaan demo BBM naik Aksi 27 Maret dengan
demonstrasi di negara lain adalah kepemimpinan isu, demo dan lapangan dipegang
oleh mahasiswa dan buruh. Sedangkan di negara lain kepemimpinan umumnya
dipegang oleh partai oposisi.
Hal inilah yang menyebabkan Presiden SBY mengkategorikan demo BBM naik Aksi 27 Maret ini
dengan sebutan ‘Gerakan Aneh’. Tidak lain karena pola gerak, mekanisme
komunikasi antara kelompok menyebabkan kepemimpinan tunggal demonstrasi sulit
di identifikasi.
Presiden SBY telah
menyampaikan pidatonya secara resmi menyangkut keputusan pemerintah
yang disiarkan oleh saluran televisi ke seluruh tanahair. Pemerintah secara
resmi menunda rencana kenaikan harga BBM yang seyogyanya akan mulai berlaku 1
April 2012.
Memperhatikan pidato presiden secara
seksama kita mendapat pesan tersurat dan tersirat yang terkandung dalam
penampilan presiden SBY yang tidak seperti biasanya. Saat tampil kali ini
terlihat presiden berkali-kali terbata-bata menyampaikan pidatonya.
Secara tersurat, presiden
menyampaikan solusi menangani persoalan perekonomian dan menunda kenaikan harga
BBM dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
- Melakukan langkah penghematan pada pengeluaran belanja rutin negara.
- Melakukan langkah pemungutan pajak
- Melakukan langkah konversi bahan bakar minyak (BBM) dari ketergantungan pada minyak menjadi ke gas (BBG).
Secara tersirat, presiden mengatakan
akan tetap bersama rakyat menjaga perekonomian negara sehingga tidak terpuruk
pada krisis perekonomian seperti 1998. Presiden dalam suka dan duka akan selalu
bersama rakyat. Kadang kala presiden terpaksa melakukan langkah yang tidak
populer semata-mata adalah untuk menjaga perekonomian nasional.
Dalam suka, rakyat telah berhasil
melewati beberapa tekanan-tekanan dalam perekonomian dan bencana alam yang
mendera bangsa. Dalam situasi apapun pemerintah akan melakukan apa saja untuk
menjaga keutuhan perekonomian nasional.
Dalam duka, meskipun SBY tidak
menyebutkan secara eksplisit bentuknya tapi secara implisit mengajak kita
melihat pertumbuhan perekonomian dan pembangunan infrastruktur dan sistem
demokrasi telah berjalan dengan baik selama kepemimpinannya.
Menarik kita kaji adalah solusi yang
ditawarkan oleh presiden SBY di atas ada tiga bidang, apabila semuanya dapat
berjalan dengan baik akan sangat membantu memberikan pemasukan untuk membiayai
pembangunan negara. Akan tetapi jika sedikit saja mau kritis, presiden SBY
sebaiknya menyampaikan langkah yang paling tepat dan paling ditunggu-tunggu
saat ini, yaitu :
- Menjaga tingkat kebocoran pengeluaran kas negara
- Mengurangi atau memberantas terciptanya biaya siluman yang justru mengakibatkan ekonomi biaya tinggi.
- Menindak tegas pelaku korupsi dan koruptor karena dari sinilah salah satu penyebab mundurnya perekonomian nasional.
Dengan demikian, pemerintah tidak
perlu berkecil hati, apalagi presiden sampai terbata-bata membayangkan
kekisruhan terjadi mana-mana, padahal langkah pengamanannya sudah sangat baik
meskipun banyak oknum yang tidak mampu mengendalikan emosinya.
Memang diakui belum tentu target
yang diharapkan dapat tercapai secara utuh, akan tetapi 80% saja
(Rp.1.238 trliun) .terelaisir dari pajak maka peraoalan subsidi terhadap minyak
(BBM) dan kebutuhan lainnya sudah dapat teratasi. Jadi presiden SBY tiadak
perlu terbata-bata dan larut dalam kekecewaan akibat pembantu membisikkan hal -
hal yang membuat presiden SBY salah langkah.
Kita menanti salah satu solusi yang
luput dibicarakan presiden dalam penyampaiannya pidatonya dalam mengatasi
persoalan tertunda kenaikan BBM. Naik atau turunnya BBM telah ditentang oleh
banyak kalangan, semua itu bermuara pada kekecewaan masyarakat akibat sistim
kartel telah menguasai hidup orang banyak dan suburnya praktek korupsi
yang memicu terjadinya biaya perekonomian yang tinggi. Dengan demikian kita
berharap agar pemerintah mampu dan segera memperbaiki diri, jangan sampai
terjadi kebocoran-kebocoran anggaran, apalagi dikorupsi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar