Sabtu, 21 April 2012

Aksi BBM 27 Maret


“DEMO 27 Maret 2012”

Masyarakat sangat keberatan atas kenaikan BBM yang suatu saat nanti akan naik. Seperti Aksi 27 Maret dilakukan serentak dalam 1 hari dalam jumlah massa yang besar dari lintas sektor.
Salah satu konsumen juga mengatakan bila solidaritas pasif turut dalam perhitungan maka jumlah pendemo tentu bisa melebihi 2,5 juta orang. Demo BBM naik Aksi 27 Maret besar-besaran ini di klaim akan mengalahkan jumlah demo di Mesir saat menjatuhkan pemerintahan Husni Mubarak serta mengalahkan jumlah massa demonstrasi Tunisia yang menjatuhkan Ben Ali.
Hingga saat ini tuntutan pendemo mengerucut kepada 3 hal utama Yang pertama tentu penolak terhadap kenaikan BBM, tuntutan nasionalisasi aset pertambangan dan migas serta tuntuan turunnya pemerintahan SBY-Budiono. Perbedaan demo BBM naik Aksi 27 Maret dengan demonstrasi di negara lain adalah kepemimpinan isu, demo dan lapangan dipegang oleh mahasiswa dan buruh. Sedangkan di negara lain kepemimpinan umumnya dipegang oleh partai oposisi.
Hal inilah yang menyebabkan Presiden SBY mengkategorikan demo BBM naik Aksi 27 Maret ini dengan sebutan ‘Gerakan Aneh’. Tidak lain karena pola gerak, mekanisme komunikasi antara kelompok menyebabkan kepemimpinan tunggal demonstrasi sulit di identifikasi.
Presiden  SBY  telah menyampaikan pidatonya  secara resmi menyangkut keputusan pemerintah  yang disiarkan oleh saluran televisi ke seluruh tanahair. Pemerintah secara resmi menunda rencana kenaikan harga BBM yang seyogyanya akan mulai berlaku 1 April 2012.
Memperhatikan pidato presiden secara seksama kita mendapat pesan tersurat dan tersirat yang terkandung dalam penampilan presiden SBY yang tidak seperti biasanya. Saat tampil kali ini terlihat presiden berkali-kali terbata-bata menyampaikan pidatonya.
Secara tersurat, presiden menyampaikan solusi menangani persoalan perekonomian dan menunda kenaikan harga BBM dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
  1. Melakukan langkah penghematan pada pengeluaran belanja rutin negara.
  2. Melakukan langkah pemungutan pajak
  3. Melakukan langkah konversi bahan bakar minyak (BBM) dari ketergantungan pada minyak menjadi ke gas (BBG).
Secara tersirat, presiden mengatakan akan tetap bersama rakyat menjaga perekonomian negara sehingga tidak terpuruk pada krisis perekonomian seperti 1998. Presiden dalam suka dan duka akan selalu bersama rakyat. Kadang kala presiden terpaksa melakukan langkah yang tidak populer semata-mata adalah untuk menjaga perekonomian nasional.
Dalam suka, rakyat telah berhasil melewati beberapa tekanan-tekanan dalam perekonomian dan bencana alam yang mendera bangsa. Dalam situasi apapun pemerintah akan melakukan apa saja untuk menjaga keutuhan perekonomian nasional.
Dalam duka, meskipun SBY tidak menyebutkan secara eksplisit bentuknya tapi secara implisit mengajak kita melihat pertumbuhan perekonomian dan pembangunan infrastruktur dan sistem demokrasi  telah berjalan dengan baik selama kepemimpinannya.
Menarik kita kaji adalah solusi yang ditawarkan oleh presiden SBY di atas ada tiga bidang, apabila semuanya dapat berjalan dengan baik akan sangat membantu memberikan pemasukan untuk membiayai pembangunan negara. Akan tetapi jika sedikit saja mau kritis, presiden SBY sebaiknya menyampaikan langkah yang paling tepat dan paling ditunggu-tunggu saat ini, yaitu :
  • Menjaga tingkat kebocoran pengeluaran kas negara
  • Mengurangi atau memberantas terciptanya biaya siluman yang justru mengakibatkan ekonomi biaya tinggi.
  • Menindak tegas pelaku korupsi dan koruptor karena dari sinilah salah satu penyebab mundurnya perekonomian nasional.
Dengan demikian, pemerintah tidak perlu berkecil hati, apalagi presiden sampai terbata-bata membayangkan kekisruhan terjadi mana-mana, padahal langkah pengamanannya sudah sangat baik meskipun banyak oknum yang tidak mampu mengendalikan emosinya.
Memang diakui belum tentu target yang diharapkan dapat tercapai secara utuh, akan tetapi 80%  saja  (Rp.1.238 trliun) .terelaisir dari pajak maka peraoalan subsidi terhadap minyak (BBM) dan kebutuhan lainnya sudah dapat teratasi. Jadi presiden SBY tiadak perlu terbata-bata dan larut dalam kekecewaan akibat pembantu membisikkan hal - hal yang  membuat presiden SBY salah langkah.
Kita menanti salah satu solusi yang luput dibicarakan presiden dalam penyampaiannya pidatonya dalam mengatasi persoalan tertunda kenaikan BBM. Naik atau turunnya BBM telah ditentang oleh banyak kalangan, semua itu bermuara pada kekecewaan masyarakat akibat sistim kartel  telah menguasai  hidup orang banyak dan suburnya praktek korupsi yang memicu terjadinya biaya perekonomian yang tinggi. Dengan demikian kita berharap agar pemerintah mampu dan segera memperbaiki diri, jangan sampai  terjadi  kebocoran-kebocoran anggaran, apalagi dikorupsi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar